Advertisement

Waktu Mengkonsumsi Obat Yang Baik (Bagian 4)

OBAT DIKONSUMSI SETELAH MAKAN

Obat dikonsumsi setelah makan berarti obat tersebut dikonsumsi sewaktu makan atau segera setelah makan. Pada umumnya obat-obat yang diminum pada waktu ini karena obat-obat ini dapat mengiritasi lambung, sehingga lambung perlu diberikan makanan terlebih dahulu sehingga lambung dalam posisi tidak kosong. Biasanya obat-obat demikian memiliki pH yang rendah (bersifat asam) sehingga dapat mengiritasi lambung kosong.

Kecepatan pengosongan lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral. Semakin cepat pengosongan lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena hanya sejumlah kecil obat yang terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah karena segera mencapai tempat absorpsi di usus, segera terjadi proses penyerapan. Oleh karena itu sebaiknya obat yang bersifat asam dikonsumsi bersama makanan agar memperlama waktu pengosongan lambung.

Waktu Mengkonsumsi Obat Yang Baik (Bagian 4)
Konsumsi Obat Yang Benar
Penggunaan obat setelah makan berarti obat digunakan dalam waktu 30 menit setelah selesai makan. Obat yang mempunyai efek samping menimbulkan mual atau muntah sebaiknya digunakan setelah makan untuk meredam efek samping ini, sebagai contoh yaitu allopurinol (obat asam urat). Selain itu, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yaitu mengiritasi lambung sehingga penggunaannya setelah makan dapat meminimalisir efek iritasi pada lambung, contohnya deksametason. Obat salep untuk sariawan sebaiknya digunakan setelah makan agar obat tidak hilang bersama dengan makanan dan dapat bertahan lebih lama. Itrakonazol dan ketoconazol memerlukan suasana asam agar diserap oleh tubuh, sehingga penggunaan obat tersebut bersama makan akan membuat obat terpapar oleh asam lebih  lama dan dapat diserap lebih banyak oleh tubuh. Obat lainnya memerlukan makanan agar ia bisa diserap oleh tubuh secara lebih optimal, sebagai contoh yaitu obat HIV seperti ritonavir, karena obat tersebut.

Obat-obat yang diminum setelah makan biasanya adalah obat-obat yang bersifat asam sehingga dapat mengganggu saluran cerna. Dengan adanya makanan, maka dinding lambung akan terlapisi sehingga nggak akan dipengaruhi oleh obat. Obat diminum setelah makan juga untuk mengurangi efek samping obat. Karena ada beberapa obat yang dapat menyebabkan efek mual jika diminum dengan perut kosong. Selain itu, untuk pasien-pasien yang memiliki riwayat maag, tukak lambung, obat-obat diminum setelah makan agar tidak menyebabkan kambuhnya penyakit tersebut. Setelah makan artinya bisa segera setelah makan sampai dengan 1-1,5 jam setelah makan.

Selain itu obat-obatan pain killer dan antiinflamasi (anti rematik, anti Gout/asam urat, anti bengkak). Obat golongan ini sebagian besar bersifat asam agak tinggi (ibuprofen, aspirin, aspilet, asam mefenamat) sehingga keasaman yang tinggi tersebut akan menimbulkan efek samping nyeri lambung dan untuk memperlama waktu penyerapan di lambung, maka seharusnya diminum bersama/sesudah makan.

Sedangkan obat antiepilepsi fenitoin, atau obat antihipertensi propanolol misalnya, akan terbantu absorbsinya dengan adanya makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan.

Dosis awal Glibenklamid 1 kaptab sehari sesudah makan pagi, setiap 7 hari ditingkatkan dengan 1/2 – 1 kaptab sehari sampai kontrol metabolit optimal tercapai.

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan. Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lembah (through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4 mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling baik dibawah kulit perut.


Bersambung ke bagian selanjutnya....