Advertisement

Waktu Mengkonsumsi Obat Yang Baik (Bagian 1)

PENDAHULUAN

Kebiasaan minum obat yang berkembang di tengah masyarakat adalah sebelum minum obat sebaiknya perut diisi terlebih dahulu walau hanya sedikit. Katanya, biar ada tenaga dulu. Hal ini sepertinya sudah dianggap suatu kebenaran terutama bagi masyarakat awam.

Apa yang diyakini benar selama ini, justru sebenarnya adalah salah. Tidak semua jenis  obat diminum setelah makan, bahkan beberapa jenis obat justru diharapkan diminum pada waktu perut kosong atau sebelum makan. Untuk itu kita perlu mengetahui kapan saat yang tepat untuk minum obat.

Waktu Meminum Obat yang Baik (Bagian 1)
Waktu Meminum Obat
Secara umum, obat berdasarkan kerjanya dibagi atas obat lokal dan obat sistemik. Obat lokal contohnya antasid kerjanya menetralkan asam lambung di lambung, dan obat cacing kerjanya di usus.

Obat jenis ini tidak mengalami proses penyerapan (absorbsi) sehingga tidak sampai di darah. Sementara obat sistemik, harus sampai di darah dalam jumlah yang cukup sehingga proses absorbsi merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas efek yang dihasilkan.

Lokasi absorbsi sebagian besar obat adalah usus, hal ini menyebabkan ada/tidaknya makanan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat. Ada 2 kemungkinan interaksi obat dengan makanan. Pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat. Kedua dapat meningkatkan efek dari obat itu sendiri. Hal ini dapat berpengaruh terhadap efektifitas dari obat yang digunakan.

Obat biasanya bersifat asam lemah atau basa lemah. Obat asam lemah akan diserap di lambung (jika diberikan secara oral) sementara yang bersifat basa lemah akan diserap di usus yang lingkungannya memang lebih basa dibandingkan lambung.


PERJALANAN OBAT DALAM TUBUH

Begitu obat kita minum, maka obat akan memulai perjalanan panjangnya dalam tubuh dalam beberapa kondisi yaitu jika bentuk sediaan yang diminum berupa sediaan padat seperti tablet maka dia akan hancur lebih dahulu kemudian baru melepaskan zat aktif dalam bentuk partikel halus.

Waktu Meminum Obat yang Baik (Bagian 1)
Perjalanan Obat Dalam Tubuh
Partikel halus ini tersebut akan melarut dengan cairan tubuh apakah di lambung atau di usus (tergantung dari sifat fisikokimia obat) yang seterusnya akan diabsorbsi sehingga sampai di darah.

Jika obat yang diminum dalam bentuk cair yang terlarut seperti sirop, maka obat langsung mengalami proses absorbsi. Umumnya obat diabsorpsi  di usus halus karena permukaannya yang sangat luas, dan hanya sebagian kecil obat yang diabsorbsi di lambung.


INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN


Cepat atau lambatnya proses absorbsi ini, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor adanya makanan. Adanya makanan ini, dapat menimbulkan interaksi dengan obat.

Akibat interaksi ini, dapat terjadi di mana ada obat-obat yang absorbsinya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Keadaan seperti inilah yang menjadi sebab kenapa obat harus diminum sebelum makan atau malah diminum setelah makan.

Sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong yaitu 2 jam setelah makan terakhir sampai 1 jam mau makan berikutnya.

Waktu Meminum Obat yang Baik (Bagian 1)
Obat Yang Dikonsumsi
Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam. Kalau lebih dari dua jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, sehingga kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan.

Obat diminum sebelum, pada saat atau sesudah makan tergantung pada sifat penyerapan obat pada lambung atau usus. Proses penyerapan ini akan mempengaruhi kadar/konsentrasi obat dalam tubuh. Kalau kadarnya kurang tentu saja efek obat nggak akan didapat. Sakitnya pun tidak akan sembuh.


Bersambung....ke bagian selanjutnya.