Advertisement

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen

Vitamin C
Buah VS Suplemen Sintetik

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal


Berdasarkan National Center for Biotechnology Information (NCBI), Anitra dan Margreet melakukan penelitian mengenai perbandingan vitamin C yang ada pada buah dan suplemen. (Sumber : US National Library of Medicine)

Ringkasan dalam Bahasa Indonesia ada di bawah :


Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal
Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal


Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal
Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal
Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Perbandingan Vitamin C pada Buah dan Suplemen, RTH, Rumah Terapi Herbal

Ringkasan

Penelitian ini mengumpulkan penelitian-penelitian lain terkait perbandingan bioavailibilitas (kadar suatu zat dapat berefek pada tubuh) dan farmakokinetik (absorbsi, distribusi, eliminasi, dan ekskresi) vitamin C pada buah dengan suplemen dari uji pada hewan hingga uji pada manusia.

Hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara asupan vitamin C pada buah dan suplemen, namun peneliti menyatakan bahwa asupan melalui buah lebih dianjurkan karena buah memiliki kandungan nutrisi lain yang bermanfaat bagi tubuh.

Studi lain menyatakan peningkatan asupan buah dan sayuran berhubungan dengan penurunan insiden stroke, penyakit jantung dan kanker.

Dosis vitamin C hingga 2000 mg perhari secara umum masih aman untuk dikonsumsi, akan tetapi asupan vitamin C dengan dosis lebih besar dari pada 200 mg mengalami penurunan absorbsi, sehingga disarankan mengkonsumsi dosis kecil dengan frekuensi yang lebih sering.


Dikutip dari: